KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN ANAK
Cara
yang terapeutik dalam berkomunikasi dengan anak adalah sebagai berikut :
1.
Nada suara
Bicara
lambat dan jika tidak dijawab harus harus diulang lebih jelas dengan pengarahan
yang sederhana. Hindari sikap mendesak untuk menjawab dengan mengatakan “jawab
dong”.
2.
Mengalihkan aktifitas
Kegiatan
anak yang berpindah pindah dapat meningkatkan rasa cemas terapis dan
mengartiksannya sebagai tanda hiperaktif. Anak lebih tertarik pada aktifatas
yang disukai sehingga perlu dibuat jadwal yang bergantian antara aktivitas yang
di sukai dan aktifitas terapi yang diprogramkan
3.
Jarak interaksi
Perawat
yang mengobservasi tindakan non verbal dan sikap tubuh anak harus
mempertahankan jarak yang aman dalam berinteraksi
4.
Marah
Perawat
perlu mempelejari kontrol prilaku yang rendah pada anak untuk mencegah
tempertantrum. Perawat menghindari bicara yang keras dan otoriter serta
mengurangi kontak mata jika respon anak meningkat. Jika anak mulai dapat
mengontrol prilaku, kontak mata di mulai kembali namun sentuhan di tunda dahulu
5.
Kesadaran diri
Perawat
harus menghindari konfrontasi secara langsung, duduk yang terlalu dekat dan
berhadapan. Meja tidak diletakkan antara perawat dan anak. Perawat secara
nonverbal selalu memberi dorongan, penerimaan dan persetujuan jika di perlukan.
6.
Sentuhan
Jangan
sentuh anak dari izin dari anak. Salaman dengan anak merupakan cara untuk
menghilangkan setres dan cemas khususnya untuk anak laki laki
TEKNIK BERKOMUNIKASI
DENGAN ANAK
Terdapat bermacam-
macam tehnik berkomunikasi dengan anak seperti tehnik komunikasi non verbal:
tehnik orang ke tiga, Neuro Linguistic
Programing ( N. L. P), facilitatifa responding, bercerita, bibliottherapy,
fantasy, mimpi, pertanyaan “bagai mana bila”, “tiga permintaan”rating game word
associasion game,melengkapi kalimat, tehnikpro dan kontra. Sedang komunikasi
verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena
harus membicarakan perasaan- perasaannya. Komunikasi verbal dapat berupa:
menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama
dalam keluarga, dan tehnik bermain
1.
Tehnik
Non Verbal
a. Tehnik
orang ketiga
Tehnik
ini mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga, seperti “ dia atau mereka”. Tehnik
tersebut mengurangi perasaan terancam daripada langsung bertanya pada anak
bagaimana perasaannya? Cara seperti ini memberikan kesempatan untuk setuju atau
tidak setuju tanpa ingin bertahan. Misalnya perawat mengatakan: “kadang- kadang bila seseorang jatuh sakit,
perasaan- perasaan marah dan sedih karena dia tidak mampu berbuat seperti apa
yang orang lain perbuat”.
Kemudian
diam sebentar untuk menunggu responnya atau mendorong timbulnya jawaban dan
berkata lagi: “apakah engkau pernah
merasakan seperti itu?”
Tehnik
pendekatan seperti ini memberi kesempatan pada anak dalam tiga pilihan:
1. Menyetujui,
penuh harapan dan mengungkapkan perasaannya.
2. Tidak
setuju
3. Tetap
diam, mungkin mempunyai suatu perasaan tetapi tidak mampu mengekspresikanya
pada saat itu.
b. Neuro Linguistic
Programing ( N. L. P).
Tehnik
pendekatan ini relatif masih baru. Pendekatan ini untuk mengerti proses
komunikasi yang memperhatikan cara/ gaya/ kelakuan dimana informasi dapat
diterima dan dimengerti oleh individu. Dalam komunikasi biasanya orang
menggunakan satu dari tiga sensorik seperti ;
-
Penglihatan
-
Pendengaran
-
Kinesthetik
Sensorik
yang spesifik adalah mengidentifikasi melalui observasi tipe dari kata kerja,
kata sifat dan kata ketergantungan yang digunakan seseorang.
Cara komunikasi
|
Respon
yang cocok
|
Cara visual :
Saya dapat melihat bahwa saya tidak sehat.
Cara auditory:
Dari apa yang saya dengar dimana
Dokter mengatakan, anak saya akan sembuh.
Cara kinesthetik :
Saya merasa bahwa prognosa anak saya menurun
|
Ceritakan pada saya tentang apa yang kamu lihat.
Apa yang kamu dengar yang membuat kamu melihat
sesuatu seperti ini.
Ceritakan lagi tentang perasaan anda bahwa
prognosanya menurun.
|
c. Facilitative
responding.
Facilitative
responding adalah mendengarkan secara seksama dan membayangkan kembali
perasaan- perasaan pasien dan isi pertanyaan anak. Seperti :
-
Respon yang diamati
-
Tidak menghakimi dan
mengesahkan perasaan seseorang.
Rumus
untuk Facilitative responding adalah :
“engkau merasa ------
karena ------ “
Contoh
: bila seorang anak mengatakan : “ saya benci ke RS dan mendapat suntikan,” dan
fasilitatif respon adalah “engkau merasa tidak bahagia karena semua dilakukan
padamu”.
d. Bercerita
(story telling)
Respon
anak terhadap tehnik- tehnik bercerita
bervariasi. Bercerita menggunakan menggunakan bahasa anak, dan menyelidiki
persaannya, sementara itu menghindarkan hambatan yang disengaja atau hindarkan
ketakutan- ketakutan yang paling sederhana adalah meminta anak menceritakan
tentang sesuatu kejadian/peristiwa spesifik” berada di rumah sakit”. Selain itu
dapat menggunakan gambaran dari suatu peristiwa dan meminta anak untuk
menceritakannya. Dongeng bersama lebih mengembangkan pendekatan terapeutik.
Dongeng tidak saja membantu membuka pikiran anak, juga mencoba merubah persepsi
anak atau perasaan takutnya.
Kita
mulai dengan meminta anak bercerita tentang sesuatu kejadian, diikuti oleh
cerita lain oleh perawat yang sebabnya sama dengan cerita anak hanya bedanya
disini bertujuan membantu anak masuk kedalam masalahnya.
e. Bibliotherapy
Bibliotherapy
melibatkan penggunaan buku- buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive. Sasarannya
adalah membantu anak mengungkapkan perasaan- perasaan dan perhatiannya melalui
aktivitas membaca, cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk
menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan keadaannya tetapi sedikit berbeda
untuk mengizinkan dia membatasinya dari kisah itu dan tetap dalam kontrol. Pada
dasarnya buku tidak mengancam karena anak dapat sewaktu- waktu menutup
buku tersebut atau berhenti membacanya. Petunjuk
umum dalam menggunakan bibliotherapy:
-
Jajaki perkembangan
emosi dan pengetahuan anak
-
Hayati isi buku dan
sesuaikan isinya dengan tingkat usia anak.
-
Bersama- sama memakai
buku itu seperti kita membaca untuknya .
-
Menyelidiki bersama
anak akan arti dari isi buku dengan cara menceritakan kembali cerita itu, baru
kembali bagian- bagian khusus, gambar sesuatu yang berkaitan dengan cerita itu
dan diskusikan gambar tersebut, bicarakan tentang karakter atau simpulkan
pengertian dari cerita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar